Lekas Bangkit Kembali Lewat Lagu Tulus
- Aksara Teduh
- Dec 3, 2019
- 2 min read

“Waktu enggan menunggumu
Dunia terlalu ramai untuk manjakanmu
Lenyaplah semua sedihmu
Kau layak untuk terus, terus tersenyum”
Kawan Teduh pernah mendengar lirik lagu tersebut?
Sepenggal lirik tersebut merupakan lagu milik penyanyi solo Tulus. Lagu dengan judul Lekas pertama kali diperdengarkan saat menjadi soundtrack dalam film “3 Nafas Likas” pada tahun 2014. Lekas kemudian dibawakan kembali oleh Tulus dalam album ketiganya yang berjudul “Monokrom.”
Lagu Lekas dibuka dengan genjrengan gitar dan perkusi bernuansa tenang namun bisa membangkitkan semangat. Liriknya yang sarat makna mampu menghipnotis para pendengarnya. Melalui lagu ini, Tulus mempersilakan siapa saja yang punya kesedihan atau duka untuk menangis. Lagu ini sangat cocok didengarkan oleh siapa saja yang sedang merasakan titik terendah dalam hidupnya.
Akan tetapi, Tulus menolak untuk meratapi masalah lebih larut. Menurutnya, waktu terlalu berharga untuk dihabiskan dengan meratapi duka. Lagu ini mengajarkan kita untuk cepat bangkit kembali, berlari lagi, berusaha lagi, bersemangat kembali, dengan tidak membuang-buang waktu. Lekas seolah memerintah para pendengarnya untuk tersenyum optimis.
“Saya sangat bersemangat waktu bikin lagu ini. Biasanya kalau menulis lagu, inspirasinya tuh dari cerita-cerita teman, pengalaman saya, atau imajinasi sendiri. Tetapi kali ini agak-agak terbebani dan sedikit tertantang karena untuk film,” ujar Tulus dikutip dari medcom.id.
Mendengarkan lagu Tulus yang satu ini seolah kita sedang curhat dengan seseorang berkepribadian plegmatis. Lagu ini mengajarkan kita untuk tidak larut dalam kesedihan atau minimal tidak menunjukkan kesedihan tersebut kepada orang lain. Lagu ini seolah mengisyaratkan bahwa ia tidak suka melihat seseorang yang terlalu memikirkan kesedihannya.
Sesuai dengan judul lagunya, Lekas, Tulus ingin menyampaikan pesan kepada siapapun yang sedang bersedih agar lekas bangkit. Tidak masalah jika bersedih, tetapi jangan sampai membuat kita larut dan tidak bersemangat menjalani hidup. Waktu akan terus berputar dan dunia tidak akan menunggumu lebih lama untuk meratapi kesedihan. Pengalaman pahit kadang juga diperlukan agar kita menjadi manusia yang lebih kuat. Seperti salah satu lirik dalam lagunya, "lirih ajarkan kau bahagia, waktu-waktu kian masa berharga."
Reporter dan Penulis : Rahmanningrum Niananda M
Comments