top of page

Argya, Penderita Parkinson Termuda di DIY

Updated: Dec 4, 2019

“Banyak stigma masyarakat yang menganggap bahwa Parkinson itu gangguan mental, padahal bukan,” ucap seorang pemuda berusia 21 tahun.

Argya, mahasiswa Universitas Mercu Buana yang sedang mengidap penyakit Parkinson, yaitu saraf-saraf di tubuhnya memburuk secara bertahap dan memengaruhi bagian otak. Akibatnya, penderita Parkinson kesulitan mengatur gerakan tubuhnya termasuk ketika berbicara, berjalan, hingga menulis.

Argya menceritakan, jika dirinya pernah mengalami kecelakaan pada 2016 dan karena itu juga menjadi faktor munculnya penyakit Parkinson yang baru disadari pada 2018 silam.

“Awalnya karena pernah kecelakaan dan kepala saya terbentur pembatas jalan. Karena benturan itu, saraf-saraf saya mulai bermasalah dan kini menjadi penyakit Parkinson,” jelasnya.

Pertama kali mengetahui dirinya mengidap Parkinson, hal itu membuat Argya kaget, mengurung diri, hingga stres berkepanjangan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu ia memberanikan diri untuk kembali bersosialisasi secara normal. Argya mencoba untuk bercerita tentang masalahnya kepada beberapa orang terdekat.

Di luar dugaan, beberapa orang sulit menerima kondisi dirinya dengan penyakit yang ia derita. Bahkan ketika mencoba bersosialisasi melalui media online, dirinya pun juga mendapat perlakuan yang tidak jauh berbeda. Sindiran demi sindiran ia terima ketika mencoba bersosialisasi lewat media sosial.

“Masa Parkinson sampai segitunya?” kata Argya menirukan komentar-komentar dari netizen tentang dirinya.

Meskipun pada awalnya sempat putus asa terhadap hidupnya, namun Argya menemukan secercah harapan ketika bertemu komunitas Parkinson luar negeri di Twitter. Merasa senasib, Argya tidak lagi merasa sendirian untuk menghadapi penyakit Parkinson. Apalagi ketika ia mengetahui bahwa ada musisi yang juga mengidap Parkinson, semangat hidupnya kembali bergejolak.

Meskipun saat ini banyak masyarakat yang belum bisa menerima atau bahkan meremhkan, Argya mengatakan jika dengan mengenal beberapa penderita Parkinson mampu meredam keadaan lingkungan yang masih sulit menerima kehadiran penderita Parkinson.

“Kalau lingkungan, kita juga tidak bisa memaksa orang lain untuk memahami kita. Minimal berbuat baik dulu lah,” tutur pria yang gemar mendengarkan musik-musik dari WestLife.

Menurut Argya yang juga terdampak kesehatan mentalnya akibat kondisi lingkungan, ia memberi pesan jika merasa punya masalah atau putus asa dalam hidupnya maka berbahagialah. Menurut Argya, orang yang bermasalah dalam hidupnya adalah orang yang luar biasa sebelum nantinya menemukan keberhasilan.

Reporter dan Penulis : Mufqi Rafif

Commentaires


About aksara teduh

  aksara teduh adalah sebuah blog yang mengangkat mengenai permasalahan Mental Health dan sebagai sarana mewadahi tulisan para penulis yang punya energi serta kreativitas berlebih. Merupakan media alternatif dengan konten segar dan menghibur, serta menarik untuk anak muda. Media untuk bercerita dan memberikan informasi khusus tentang dunia Psikologi.

Contact
 

aksara teduh beroperasi di Indonesia di bawah naungan PT. Cerdas Istimewa Indonesia

Jl. Babarsari Jl. Tambak Bayan No.2, Janti, Caturtunggal

Kec. Depok, Kabupaten Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta

55281

Tel: 0811-1260-162

 contact :

081392007543 (WA)

aksarateduh@gmail.com

@aksarateduh (twitter)

@aksarateduh_ (instagram)

© 2023 Proudly created aksara teduh

Success! Message received.

bottom of page